Agam - Berdasarkan BPS 2019/20202, kontribusi sektor pertanian untuk PDB hanya 13%, sedikit lebih rendah dari sektor industri yang katanya adalah penyumbang tertinggi PDB Indonesia yaitu 20% akan tetapi jauh diatas sektor pertambangan yang hanya 7%.
Kemudian menjadi aneh ketika sektor pertanian tidak pernah digarap secara serius dengan alasan pertanian tidak bisa diandalkan untuk mensejahterkaan bangsa, dalihnya adalah semua negara maju memberikan subsidi yang besar untuk sektor pertanian mereka, sebut saja, Amerika, Australia. Apakah angka-angka diatas yang nyata-nyata memperlihat sumbangan sektor pertanian (yang dikelola secara tidak optimal) jauh lebih tinggi dari sektor pertambangan, dan hanya sedikit lebih rendah dari sektor industri tidak bisa digunakaan sebagai acuan membuat startegi pembangunan nasional?
Kenyataannya, potensi utama negara kita adalah sektor pertanian, holtikultura, perkebunan, perikanan darat dan laut, peternakan, mulai dari sapi, kerbau, kambing dan unggas.
Berbicara skala yang lebih kecil, potensi Kabupaten Agam adalah pertanian secara umum, dengan persentase penduduk yang berprofesi sebagai petani 70% dan realita yang kita hadapi saat ini masyarakat kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan sekolah tinggi-tinggi untuk meninggalkan kampung halaman supaya terbebas dari potensi pertanian tersebut.
Butuh kejujuran kita semua dalam menilai diri kita, jangan sampai potensi dinilai menjadi beban yang harus diusahakan secara sungguh2 untuk ditinggalkan.
Sebuah artikel di media sosial menyebutkan tahun 2021 semester I Indonesia mengimpor lada sebesar 15 juta Dolar, sesuatu yang dulu membuat kita terjajah ratusan tahun, sekarang sudah harus kita beli, sebuah kado paling buruk yang diterima bangsa Indonesia setelah 76 tahun merdeka, sekiranya para pahlawan kita mendengar, tidak terbayangkan rekasi mereka, yang pasti sedih, pilu tidak terkira.
Terakhir, pada HUT Kemerdekaan RI ke 76, kami mewakili petani Kabupaten Agam, mengajak kejujuran semua pihak untuk mengakui pertanian adalah potensi utama kita, mari kita perjuangkan dengan baik, kemajuan Nagari kita hanya bisa diperjuangkan oleh Anak Nagari.
Ditulis oleh Suhatril, S.T., M.T., pada senja menuju 17 Agustus, di sudut kandang sapi perah.